Kopi Ketan
Melawan dengan Diam

Bagi masyarakat umum, pasca penetapan KPU RI baik pilpres maupun pemilu, mungkin sudah finish. Tapi
bagI pelaku politik, justru menjadi awal baru.
Koalisi baru, oposisi, membangun jaringan baru, mengurai simpul jaringan, bermanuver, merapat, menjauh, kompromi, kontrak politik hal itu sudah dilakukan para pelaku politik. Bagi mereka, hasil pemilu apapun itu tidak ada kata menyesal. Tak ada yang perlu disesali.
Saat ini yang perlu dilakukan adalah tetap move on. Mungkin sementara waktu adalah melakukan perlawanan dengan diam. Tapi hanya diam di mulut, dan tetap melakukan gerakan politis.
Atau jika memang dipandang perlu, lalukan manuver politik tanpa gembar-gembor. Bermanuver seperti yang dilakukan tiga mantan kamisioner KPU Malang Raya yang bergabung dengan PDI Perjuangan.
Baca: 3 Mantan Ketua KPU Malang Raya Gabung ke PDI Perjuangan
Ini adalah sejarah, karena baru kali ini tiga mantan komisioner KPU, secara bersamaan bergabung ke parpol. Strategi politik yang ciamik. Entah pihak mana yang melamar dan dilamar.
Mulai kapan tiga mantan komisioner ini diam-diam berkomunisasi dengan PDI Perjuangan?
Biarlah itu menjadi rahasia politik yang indah diantara para pelaku. Jika itu adalah bentuk perlawanan dengan diam, maka menurut saya, melawan dengan diam adalah tindakan yang bijak untuk sat ini. (penulis: januar triwahyudi)
-
Kabupaten Malang3 tahun yang lalu
Ajaran Islam Itu Tidak Saklak, Lalu Bagaimana….?
-
Jember3 tahun yang lalu
Gus Mus Sebut Warga Jadi Sufi Millenial, Jika Jaga Keutuhan NKRI
-
Kopi Ketan3 tahun yang lalu
Pelantikan Khofifah-Emil dan Pekerjaan Rumah yang Menunggu
-
Kopi Ketan3 tahun yang lalu
Pemilu Tanpa DPT, Sebuah Keniscayaan Era Milenial
-
Kopi Ketan4 tahun yang lalu
Pemilu, Ajang Perburuan Legitimasi Kekuasaan Rakyat dan Penguasa
-
Kopi Ketan3 tahun yang lalu
Pendidikan Gratis Berkualitas di Jawa Timur, Jangan Hanya Basa-basi
-
Kopi Ketan4 tahun yang lalu
KTP-elektronik, Syarat Konstitusi yang Menghilangkan Hak Pilih
-
Kopi Ketan4 tahun yang lalu
Bandar, Makelar dan Mahar Politik: Setali Tiga Uang, Seperti Kentut Tanpa Bunyi